ABSTRAK

Produksi beras dewasa ini masih bertumpu  pada potensi lahan irigasi. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemupukan perlu di tetapkan rekomendasi pemupukan  yang tepat guna. Teknologi pemupukan dengan menggunakan  bahan an organik (pupuk kimia)  ternyata dapat melipatgandakan  hasil. Anjuran penggunaan pupuk kimia sesuai  rekomendasi akhir–akhir ini tidak dapat dipenuhi  oleh petani. Tingginya harga pupuk kimia yang tidak seimbang  dengan harga jual produksi pertanian, menjadi kendala utama. Perbaikan sistem usahatani tanaman padi melalui pemupukan an-organik spesifik lokasi mempunyai tujuan diperolehnya  informasi  dosis dan cara pemupukan an-organik yang tepat dan efisien. Paket pemupukan padi sawah dilakukan  dalam hamparan SUT , MK 2002 di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah  (Juni s/d Oktober 2002) pada lahan petani seluas 2.000 m². Rancangan pengujian menggunakan  acak kelompok diulang tiga kali  dengan enam paket pemupukan, yaitu : 1). Kompos 2000 kg/ha + urea 300 kg/ha,  2). Urea 300 kg/ha + SP-36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha. 3). NPK Tablet 500 kg/ha, 4). Mixon Prima 250 kg/ha + Urea 300 kg/ha, 5). Posfat Super 150 kg/ha + Urea 350 kg/ha, 6). Kontrol (Perlakuan petani : Urea 250 kg + SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pengamatan meliputi jumlah anakan produktif, tinggi tanaman, hasil gabah kering panen (ubinan), bobot gabah kering giling (GKG), persen hampa dan kadar air saat panen umur 90 hst. Hasil pengkajian menunjukkan penggunaan NPK tablet memberikan 8 cm lebih tinggi daripada tanpa penggunaan  KCl terhadap tinggi tanaman  dan menaikkan hasil  GKG 21,19% dari pada perlakuan 1,2,4 dan 5. Cara Pemberian NPK tablet menaikkan hasil GKG sekitar 25% daripada penggunaan pupuk tunggal yang disebar. Jumlah malai produktif maupun prosen gabah hampa tidak dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan.

Kata kunci : Teknologi. Budidaya tanaman padi. Pupuk An-Organik

PENDAHULUAN

Produksi beras dewasa ini masih bertumpu  pada potensi lahan irigasi. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemupukan perlu di tetapkan rekomendasi pemupukan yang tepat guna. Teknologi pemupukan dengan menggunakan bahan anorganik (pupuk kimia) ternyata dapat melipatgandakan  hasil. . Anjuran penggunaan pupuk kimia sesuai  rekomendasi akhir –akhir ini tidak dapat dipenuhi  oleh petani. Tingginnya harga pupuk kimia yang tidak seimbang  dengan harga jual produksi pertanian, menjadi kendala utama. Ketidak mampuan menyediakan saprodi sesuai  anjuran tersebut berakibat menurunkan hasil. Disamping rendahnya efisiensi pupuk  karena dalam aplikasi yang salah.

sumber makalah dari

Menurut Murayama (1979, dalam   Setyobudi 1995) pupuk urea yang ditebarkan mempunyai kepekaan yang tinggi  untuk hilang, baik melalui pencucian nitrifikasi maupun limpasan. Penggenangan  secara diskontinyu yang tidak tepat ternyata dapat menurunkan serapan N oleh tanaman sampai 40% serta mengurangi ketersediaan N dalam tanah.

Peranan bahan organik dalam memperbaiki produktifitas tanah  sangat tergantung pada tingkat dekomposisi dan jenis bahan organik. Kesesuaian  antara tingkat dekomposisi  dengan kebutuhan tanaman  perlu diperhatikan  sehingga efektifitas bahan organik  lebih baik (Widati, et al., 1999). Banyak dilaporkan  oleh para peneliti bahwa dewasa ini  sudah terjadi ketidak seimbangan  hara bagi tanaman. Pergeseran tatanan hara dalam tanah  dapat diakibatkan  penggunaan rekomendasi pupuk yang bersifat umum, peningkatan takaran dan macam pupuk kimia yang digunakan maupun  penggunaan  varietas unggul umur  genjah. Nurjaya et al., (1999). mengemukakan bahwa penambahan salah satu unsur hara dalam tanah dapat menyebabkan unsur hara lain menjadi kekurangan, sedangkan penanaman bibit unggul disertai pemupukan takaran tinggi menyebabkan unsur hara mikro makin terkuras. Karama et al., (1990) menyatakan bawa akibat pemberian pupuk TSP terus menerus akan menyebabkan  gejala kekurangan Zn. Penggunaan P lebih dari 20 tahun  membentuk lapisan padat diatas lapisan tapak baja. (Jo, 1990 dan Uwasawa et al., 1990 dalam Karama et al., 1990). Pemberian unsur hara K yang tinggi dapat menekan ketersediaan  Mg (Adiningsih et al., 1989).

Sumberdaya lahan sawah irigasi  perlu dijaga kelestarianya, ditempuh melalui kontinuitas irigasi, pola tanam, pemupukan maupun penurunan biaya produksi. Untuk mengetahui biaya produksi yang paling murah salah satu caranya melalui penurunan takaran  dan macam pupuk yang diberikan berdasarkan kondisi setempat. Guna memecahkan permasalahan tersebut  perlu dikaji beberapa paket teknologi pemupukan  an-organik berdasakan spesifik lokasi.